Tuguwasesa adalah bentuk lain dari tokoh Raden Werkodara pada saat menjadi raja di negara Gilingwesi. Selain itu bisa juga digunakan sebagai tokoh Batara Bayu, mengingat bila tokoh Batara Bayu tidak disediakan dalam satu kotak wayang yang digunakan dalam pergelaran sehingga meminjam tokoh Tuguwasesa. Di desa-desa biasanya satu kotak wayang hanya berisi kurang lebih seratus lima puluh wayang saja dan itu pun wayang-wayang yang disungging dengan menggunakan bahan bron jadi bukan prada. Dari pergelaran-pergelaran yang pernah ada, seorang Dalang yang sudah cukup terkenal terlihat mengeluarkan wayang ini dipakai sebagai tokoh Raden Werkodara saat perang melawan Prabu Duryudana raja Astina di dalam lakon perang Baratayuda. Dalam pergelaran tersebut, diceritakan karena nasehat Sri Batara Kresna Raden Werkodara dianjurkan supaya memakai mahkota seperti Prabu Duryudana. Wayang inilah yang diperlihatkan. Pernah juga seorang Dalang Ki Prawoto Geneng Ngawi menggunakan tokoh ini sebagai tokoh Prabu Jarasanda pada lakon "Sesaji Raja Suya", hal ini dilakukan karena tokoh Prabu Jarasanda memang tidak ada dalam satu kotak wayang yang digunakan dalam pergelaran pada waktu itu.
Tuguwasesa bermata telengan, berhidung
dempak, bermulut keketan, kumis dibludri, berjamang tiga susun, bermahkota,
bergaruda membelakang, berpraba, bersumping pudak sinumpet, kelat bahu candra
kirana, berkalung ulur ulur, berkain poleng, berucal kencana, berkeroncong.
0 comments:
Post a Comment